Banda Aceh - ANN
Banda Aceh (Inmas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh, mengajak Kakankemenag Kabupaten Kota di Aceh untuk menyampaikan Tiga Mantra Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, kepada jajaran di bawahnya dan disebarluaskan kepada publik terutama para pemangku kepentingan. ketiga mantra tersebut adalah Moderasi Beragama, Kebersamaan Umat, dan Integrasi Data. Mantra tersebut dicanangkan oleh Menag pada Rakernas Kementerian Agama 2019 yang dilaksanakan pada januari 2019 lalu.
“Mari kita sebarluaskan tiga mantra menteri agama kepada jajaran kita dan jug apemangku kepentingan, tapi bukan berarti sekadar meneruskan dan membaginya (forward and share) begitu saja tanpa penyaringan dan penyesuaian. namun membumikan substansi catatan ini dalam sanubari publik melalui kegiatan yang produktif dan komunikasi yang efektif,” ujar Kakanwil dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan RKA SK Kemenag Aceh 2020 di Aula Hotel Mekkah, Senin (8/4) Malam.
Ia menjelaskan maksud dari kata-kata ‘Moderasi Beragama’ adalah agar kita belajar moderat: tidak ekstrem tekstualis, tidak juga terlalu mendewakan akal semata. “Sekali lagi kami tegaskan bahwa Menyampaikan pesan moderasi beragama bukan moderasi agama karena Agama sudah sempurna, tapi cara mengamalkannya jangan sampai terjebak dalam perilaku berlebihan,” lanjut Kakanwil.
Selain itu, ia menyampaikan Mantra menteri agama tersebut sesuai dengan tema HAB ke 73 tahun 2019 yaitu Jaga Kebersamaan Umat.
“Tiga Mantra Kementerian Agama tak boleh sekadar jadi slogan, tapi harus terus terinternalisasi dalam setiap pelaksanaan tugas di masing-masing satuan kerja. Selain itu, prinsip Bersih dan Melayani harus senantiasa dijunjung tinggi. Kebersamaan yang telah terbangun selama ini, baik secara internal maupun eksternal terus ditingkatkan,” jelas Daud Pakeh.
Maka dua mantra tersebut jika digabungkan menjadi satu kesatuan sebagai tema utama, Moderasi untuk Kebersamaan Umat, “Pesan moral utamanya adalah bagaimana agar semua program moderasi yang akan dilaksanakan oleh satker Kemenag Aceh dapat melahirkan kebersamaan dan penguatan rasa kebangsaan umat,” kata Daud Pakeh.
Selain dua mantra: moderasi dan kebersamaan, mantra ketiga yang penting kita pahami bersama adalah integrasi data. Dengan integrasi data, kita sesungguhnya juga sedang membangun data bersama. Data yang disusun oleh satu satker, bukan berarti milik satker yang bersangkutan, melainkan data bersama, dan dipergunakan bersama untuk kepentingan bersama lembaga.
Karenanya, ia mengatakan selain sebagai Tahun Moderasi Beragama, hendaknya juga dijadikan sebagai Tahun Sadar Data, di mana semua aparat Kemenag Aceh harus memiliki kesadaran terhadap pentingnya data (data awareness/ownership), sehingga tercipta budaya data. Karena data agama dan keagamaan yang valid dan terintegrasi akan menentukan jenis informasi yang kita sampaikan ke masyarakat. Data dan informasi yang akurat dan berkualitas juga akan sangat menentukan jenis kebijakan yang diambil oleh pemangku kepentingan.
“Kegiatan yang sedang kita laksanakan saat ini adalah sebagai salah satu upaya kita menerapkan Tiga Mantra Menteri Agama dimaksud sehingga kita harapkan dapat berjalan dengan sukses dan semua kita dapat melaksanakan penyusunan dan pembahasan dengan penuh rasa tanggung jawab untuk meghindari kesalahan data sehingga akan berefek pada anggaran kita yang akan datang,” ungkap Kakanwil. []