Banda Aceh - Berbagai cara orang merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77, bahkan tidak sedikit membuat acara kemerdekaan ini dengan berbagai perlombaan dan event besar, Namun berbeda yang dilakukan oleh usahawan sukses asal Aceh satu ini, H Jamai Suni memilih merayakan kemerdekaan yang ke 77 dengan Pelaku Seni di Provinsi Kelahirannya, serta memberikan sedikit bantuan.
Lelaki asal Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan yang lebih dikenal dengan sebutan bang Jamai Suni ditemani oleh Cut Adek Zia dan Cut Ratna dan beberapa pelaku seni lain asal Kota Banda Aceh, Rabu (17/08/22)malam menyambangi kediaman Hasbi Burman sastrawan dan penyair Aceh di Kediamananya di Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Di kesempatan yang sama, Bang Jamai Suni juga mengunjungi Bang Udin Pelor pelawak senior Aceh di Gampong Peuniti Kota Banda Aceh, kunjungan kepada kedua tokoh seniman Aceh yang telah berusia sepuh itu, sontak membuat haru ke dua seniman kawakan itu, dia tidak menyangka Jamai Suni akan mengunjungi mereka.
Hasbi Burman (78) kepada media ini menuturkan, kami sangat berterima kasih kepada Bang Jamai Suni dan teman teman seniman yang telah meluangkan langkahnya menjenguk kami yang sedang sakit ini, kami tidak menyangka usahawan sukses seperti bang Jamai Suni ini masih memiliki waktu untuk melihat keberadaan kami, Ucap Penyair Aceh itu dengan suara terbata.
" Pada kesempatan ini kami berpesan kepada bang Jamai, kedepan agar dapat menjaga karya seni yang tidak terhitung nilainya yang dihasilkan oleh putra dan putri terbaik Aceh, banyak puisi dan syair hingga saat ini belum tercetak karena tidak memiliki sponsor dan penerbit, hal ini kami serahkan sepenuhnya kepada bang Jamai Suni untuk mencarikan solusinya ", Pesan Hasbi Burman berharap.
Sementara ditempat terpisah, pelawak kawakan Aceh, Udin Pelor yang kini telah genap berusia 77 Tahun sama persis dengan kemerdekaan Indonesia yang ke 77, kepada Jamai Suni mengatakan, hari ini di kemerdekaan RI ke 77 tahun ini nasib seniman di Aceh semakin sedih saja, karya seni anak Aceh sudah tidak digemari oleh anak negeri, Sandiwara, Cagok, Rapat ie, Seudati, kini menjadi sejarah kalau keberadaan pernah ada dan menjadi seni yang digemari, tapi wujudnya kini sudah tiada.
" Hanya acara acara resmi pemerintah saja sering ditampilkan, itupun hanya tari ranup lampuan dan tarek pukat, lainya seakan mati, saya takut kalau tidak dilestarikan, suatu saat nanti budaya kita akan diambil orang, ingat ketika Reok Ponorogo diklaim oleh Malaysia sebagai seni budayanya, saya takut itu akan terjadi di Aceh nanti ", Tutur Bang Udin Pesimis.
Kami meminta kepada bang Jamai Suni, jangan prihatin dengan sakit yang kami derita ini, saat ini usia kami sudah 77 Tahun, kami hanya menunggu waktu saja, namun satu yang kami pesan jagalah seni dan budaya kita jangan sampai hilang, Keluh lelaki yang menghabiskan hidupnya di panggung sandiwara dan penjual obat keliling itu meminta.
Sementara kepada awak media, Jamai Suni mengatakan, kunjungan yang dilakukan ini sebagai bentuk tali asih kepada sejumlah seniman Aceh, mungkin di moment kemerdekaan ini kami melakukan yang jarang dilakukan oleh yang lain.
" Kami sengaja mengunjungi tokoh seni Aceh, karena banyak hari ini menyaksikan karya karya sepektuler milik mereka, kini ketika usia mereka sudah sepuh, giliran kira berbagi kepada mereka, kita sambangi mereka merupakan suatu kebahagiaan buat mereka, ternyata mereka dan karyanya di kenang ", Tutur pemilik rumah singgah gratis Yayasan Syahiran Nayla Suni itu.
Kita pernah bahagia dan tertawa dan menikmati karya mereka, namun kini kita sudah melupakan mereka, bukankah Negara besar itu dimana Rakyatnya menghargai jasa para pahlawan, mereka adalah pahlawan seni Aceh yang pantas mendapat perhatian kita.
" Sedih melihat hari tua pahlawan seni kita, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, haruskan mereka meminta...", Tutup usahawan sukses Aceh yang kini menetap di Jakarta itu