Dok/Istimewa |
BANDA ACEH – Dinas Kesehatan Aceh mengingatkan masyarakat agar mewaspadai Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti jantung, stroke, kencing manis, hipertenso. Menurut Data Kementerian Kesehatan tercatat bahwa 70 persen penyebab kematian di Indonesia akibat penyakit tidak menular (PTM). Seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hipertensi, penyakit paru, hingga kanker.
Dinilai sebagai penyakit penyebab kematian, ada beberapa cara untuk melakukan upaya baik pengendalian maupun pencegahan terhadap penyakit jantung Koroner.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman mengatakan jantung Koroner adalah penyakit pembuluh darah pada jantung yang diakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah jantung sehingga terjadi serangan jantung yang mengakibatkan kematian.
“Fakta penyakit jantung koroner penyebab kematian nomor 1 diseluruh dunia, di Indonesia 1 dari 10 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. Tahun 2030 diprediksi penyakit jantung tetap merupakan kematian nomor 1 didunia, Indonesia sebagai negara yang berpendapatan rendah berkontibusi 80% untuk penyakit jantung koroner,”terang Iman.
Adapun gejala yang ditimbulkan dari penyakit jantung koroner, kata Iman, yakni nyeri didada, tertekan di daerah dada, rasa berat didada, rasa terbakar, rasa mual atau nyeri ulu hati dan keringat dingin.
Menurut data Dinas Kesehatan Aceh tahun 2022 dari awal Januari hingga Juni tercatat sebanyak 3.455 masyarakat yang mengidap penyakit jantung koroner.
Selain tergolong penyakit yang kronis, Menurutnya, penyakit jantung koroner juga berdampak pada tingginya biaya kesehatan, maka dari itu diperlukan pencegahan dan pengendalian penyakt jantung koroner .
Dikatakan Iman, ada beberapa upaya pencegahan dan pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan pengendalian faktor risiko seperti merokok, dislipidemia, konsumsi alcohol, kurangnya aktivitas fisik, diet tidak sehat, obesitas, tekanan darah tinggi peningkatan kadar gula darah dan stres .
BACA JUGA : Kemenkes Terbitkan Aturan Baru, Belum Dapat Dosis ke-2 Lebih dari 6 Bulan Wajib Vaksin Ulang
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan biasanya kegiatan pencegahan jantung koroner yang biasa dilakukan tiap-tiap puskesmas adalah dengan pandu Penyakit tidak menular (PTM) sebagai pendekatan factor resiko terintegrasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
“Dengan melakukan tatalaksana hipertensi dan diabetes dengan pendekatan factor resiko PTM dan prediksi resiko penyakit jantung dan stroke dengan Charta WHO Pen,” tuturnya.
Kemudian, tata pelaksanaan pencegahan dan pengendalian ini, juga hanya dilakukan secara komprehensif berkualitas dan terintegrasi.
“Maka pada akhirnya peningkatan kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit jantung koroner dapat ditekan,” tambah Iman.
Selanjutnya, ia mengungkapkan agar seseorang tidak mengidap penyakit jantung koroner, sangat diperlukan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, seperti keluarga maupun masyarakat sekitar.
“Pendekatan yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit jantung koroner melalui pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat secara efektif sehingga mampu menjadi provider kesehatan untuk dirinya sendiri dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan melalui edukasi/ penyuluhan,” pungkasnya.
Sementara itu dikatakan dr. Helena bahwa PTM umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Orang yang mengalami penyakit tidak menular sebesar 80 persen akibat gaya hidup.
Faktor risiko PTM ada dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan yang bisa diubah. “Yang tidak bisa diubah itu ada tiga, yakni usia, jenis kelamin, atau keturunan dari orang tua, saudara, atau kakek neneknya,” ungkap dr. Helena dilansir Suara. com.
“Kita bisa mencegahnya dengan tidak merokok, kurangin aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, obesitas, darah tinggi[adv]