Dalam kesempatan ini, Sekretaris Daerah Perwakilan Wilayah (DPW) Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), Sayyid Fuadi Al-Aydrus, mengajukan pertanyaan kepada Ketua Umum NDARU mengenai kekhawatiran anggota NDARU NAD terkait pemberitaan di media sosial yang menyatakan bahwa Relawan NDARU tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Padahal, NDARU adalah relawan terbesar, khususnya di NAD," kata Sayyid, Sabtu (26/10/2024) di Banda Aceh.
"Sayid, kerisauan itu wajar bagi semua relawan NDARU yang mencintai NDARU, selama masih dalam koridor hukum dan norma yang berlaku," jelas Aditya Yusma Perdana, Ketua Umum NDARU.
Ia menambahkan bahwa pada bulan Agustus 2024, NDARU telah menyampaikan rekomendasi delapan orang terbaik, meskipun tidak termasuk Ketua Umum, kepada presiden terpilih.
"Hingga saat ini, rekomendasi tersebut belum dilaksanakan karena menjadi hak prerogatif Presiden, jadi NDARU tidak perlu khawatir," kata Aditya dalam video konferensinya kepada DPW NDARU Aceh.
Aditya meminta agar jajarannya tetap berdoa dan bershalawat, serta merendahkan hati. Ia juga menegaskan bahwa semua yang dipilih Presiden pasti melalui profiling dan akan dievaluasi dalam tiga bulan ke depan. Aditya menambahkan bahwa NDARU mendukung Prabowo-Gibran karena keikhlasan dalam mendukung Sang Guru, yang telah melakukan lebih dari 40 kegiatan sosialisasi dan kampanye untuk pasangan tersebut.
NDARU berkomitmen untuk selalu mendukung program kerja pemerintahan Bapak Prabowo-Gibran di posisi apapun, dan juga siap untuk terlibat dalam pemerintahan. Aditya Yusma menekankan kembali,
"Kekecewaan itu jangan terlalu diambil hati; tetap berdoa dan mengadakan acara pengajian serta doa bersama untuk mengetuk pintu langit," tambah Aditya Yusma Perdana dalam video konferensinya kepada seluruh DPW dan DPC NDARU.[]
