Dalam lawatan tersebut, rombongan mengawali perjalanan di Museum Tsunami Aceh, sebuah monumen penuh makna yang menggambarkan betapa dahsyatnya bencana yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004.
Di dalam museum, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru menyimak berbagai diorama serta dokumentasi yang menceritakan kisah ketangguhan masyarakat Aceh dalam menghadapi tragedi tersebut.
“Museum ini bukan sekadar tempat mengenang, tapi juga menjadi pengingat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ungkapnya.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Kapal PLTD Apung, saksi bisu kedahsyatan tsunami yang menyeret kapal berbobot ribuan ton ini sejauh beberapa kilometer dari perairan ke daratan.
Kasdim 0101/Kota Banda Aceh, Letkol Arh Sugi Hantoro, turut menjelaskan kepada Asops Kasad mengenai peran kapal ini sebelum dan sesudah tsunami, serta bagaimana kapal ini kini menjadi simbol ketangguhan dan kebangkitan masyarakat Aceh.
“Melihat langsung kapal ini membuat kita semakin memahami betapa besar dampak bencana saat itu, sekaligus betapa kuatnya semangat masyarakat Aceh untuk bangkit,” ujar Letkol Sugi Hantoro.
Sebagai penutup, rombongan singgah di Masjid Raya Baiturrahman, ikon kebanggaan masyarakat Aceh yang menjadi simbol keimanan dan keteguhan hati. Asops Kasad terlihat takjub dengan arsitektur megah masjid yang tetap kokoh berdiri meski diterjang tsunami. Ia menyempatkan diri untuk berdoa dan berinteraksi dengan masyarakat yang tengah melaksanakan ibadah di masjid bersejarah ini.
Kasdim 0101/Kota Banda Aceh, Letkol Arh Sugi Hantoro, mengungkapkan bahwa kunjungan ini bukan hanya sekadar perjalanan wisata sejarah, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap nilai-nilai yang terkandung di setiap tempat yang dikunjungi.
“Banda Aceh memiliki sejarah panjang yang patut terus dikenang dan dipelajari. Dengan kunjungan ini, diharapkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap sejarah semakin kuat,” pungkasnya.
