Banda Aceh – ANN
Taman Seni dan Budaya Aceh (TSBA) malam ini, Sabtu (30/11/2019) mulai pukul 20.00 WIB s.d. selesai menggelar Malam Anugerah Seni dan Teater Kolosal.
Kesempatan gelar Malam Anugerah Seni kali ini dikemas untuk memperkenalkan penampilan serta citarasa Warisan Budaya Aceh (Warisan Budaya Tak Benda) yang telah diakui pemerintah Indonesia pada tahun 2019 yaitu; Tari Sining, Silat Pelintau dan dua penganan khas masing-masing dari Seumeulu (memek) dan penganan khas Dataran Tinggi yaitu gutel ujar Subur .
Malam Anugerah Seni kali ini juga diisi oleh pertunjukan Tangke Band. Para pengunjung juga dapat menyaksikan keahlian bela diri Silat Pelintau yang berasal dari Aceh Tamiang juga Tari Sining sebagai suatu budaya tak benda yang unik milik Propinsi Aceh.
Tari Sining langka dipentaskan, pada 2017 Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Seni merevitalisasi/merekonstruksi tarian ini melalui lajur penelitian dan diskusi panjang yang melibatkan para budayawan dan akademisi lokal.
Mengutip website kemendikbud, disampaikan bahwa Tari Sining diperkirakan eksis pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 di kehidupan masyarakat Gayo.
Tari ini digelar dalam dua sesi prosesi adat; prosesi mengadakan rumah baru dan sebagai bagian upacara memandikan dan menobatkan raja.
Panitia menyiapkan makanan khas yang berasal dari Seumeulu (memek) untuk dinikmati langsung di lokasi Taman Seni dan Budaya Aceh, Banda Aceh, Sabtu (30/11/2019).
Bagi pengunjung serta undangan dapat menikmati langsung penampilan dua tarian tersebut dan jangan khawatir, untuk makanan memek seumeulue dan gutel dapat langsung dinikmati oleh peminat makanan tradisi Aceh yang telah menasional tersebut di lobi gedung TSBA.
Penampilan Teater Kolosal karya sutradara Mustika Permana selaku Owner Teater MAE bekerjasama dengan Ceudah Hate juga dapat dinikmati pertunjukannya malam ini.
Teater berjudul “Rekonsiliasi Hati” merupakan ide cerita Mahdalena (Dekna) diperankan oleh sejumlah 60 orang pemain plush tim.
Cerita ini idenya tentang riwayat sejarah Aceh yang panjang, teater kolosal Rekonsiliasi Hati bermaksud mengilustrasikan Aceh tanah harapan, merupakan kisah perjalanan suka, duka dan dendam dan sakit hati akibat kehilangan demi kehilangan.(*)