BANDA ACEH - ANN
Rektor Intitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA menutup kegiatan Lustrum I ISBI Tahun 2019 di Gedung Indoor Taman Budaya, Sabtu (14 Desember 2019) malam.
Plt Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Kamaruddin Andalah S Sos M Si mengatakan, usia lima tahun bagi kalangan perguruan tinggi sangatlah usia yang masih sangat relatif muda, apa lagi program Strata Satu (S-1) lebih praktis masa pendidikannya paling cepat empat tahun.
"ISBI Aceh telah memberi warna baru bagi dunia pendidikan untuk penerus generasi muda Aceh yang memiliki ketertarikan pada seni dan budaya sehingga tidak perlu lagi harus keluar Aceh guna menggali ilmu serta bakat kemampuannya, sebab daerah kita juga fokus bidang tersebut" ungkapnya.
Ia menyatakan, perguruan tinggi seni budaya ini juga merupakan yang pertama di Aceh, bahkan hingga saat ini ISBI Aceh masih dalam pembinaan Institut Seni Indonesia (ISBI) Padang Panjang.
Namun, memajukan kampus tumbuh dengan bertekad tentunya akan menghasilkan generasi berwawasan dan unggul di bidang seni dan budaya.
Kamaruddin berharap, ISBI Aceh kedepan mampu bersaing dengan memiliki kemampuan dalam delapan aspek yakni, melestarikan dan melahirkan produk seni dan budaya, mengembangkan seni dan budaya lokal, menjaga dan merawat warisan budaya, memperkuat hubungan antar bangsa, menggali dan merawat produk seni budaya daerah dan budaya nasional, mempromosikan dan membangun warisan budaya, mewadahi kreasi produk seni dan budaya serta berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan seni dan budaya kedepannya.
Rektor ISBI Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA mengatakan, kegiatan Lustrum yang pertama ini sebagai salah satu langkah evaluasi dan refleksi manajemen Kampus ISBI Aceh.
"Kerjasama antar daerah bersama peran Pemerintah dan Kementerian terkait juga telah menebarkan semangat berkesenian di Aceh sekaligus siap menangkis serbuan budaya global melalui kekayaan dan keindahan budaya lokal yang kita miliki," ujarnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ISBI Aceh, Drs Yusri Yusuf MPD menyampaikan, Kampus ISBI Aceh masih terus dalam pembenahan sejak resmi berdiri pada penghujung tahun 2014 yang lalu dengan program studinya yang cukup beragam yaitu, Seni Tari, Seni Musik Nusantara, Seni Teater, Seni Murni dan Seni Kriya, Prodi Desain Komunikasi Visual dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Lustrum I ISBI yang juga selaku Wakil Bidang Non Akademik ISBI Aceh, Ir Syahrizal MT menambahkan, berlangsungnya kegiatan Lustrum yang pertama kalinya ISBI Aceh ini diharapkan mampu menjadi lokomotif pembangunan seni budaya yang multi etnis di daerah.
"Semangat generasi mahasiswa ISBI dalam memberi pertunjukan teater kreativitas dan menciptakan karya seni akan tetap tumbuh berkembang," ujarnya.
Syahrizal juga mengatakan, Kegiatan Lustrum I dalam rangka memasuki usia ke - 5 Tahun ISBI Aceh ini juga menampilkan mahasiswa seni pertunjukan serta pameran karya seni rupa pelukis dari Banda Aceh dan Aceh Besar. (*)
Rektor Intitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA menutup kegiatan Lustrum I ISBI Tahun 2019 di Gedung Indoor Taman Budaya, Sabtu (14 Desember 2019) malam.
Plt Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Kamaruddin Andalah S Sos M Si mengatakan, usia lima tahun bagi kalangan perguruan tinggi sangatlah usia yang masih sangat relatif muda, apa lagi program Strata Satu (S-1) lebih praktis masa pendidikannya paling cepat empat tahun.
"ISBI Aceh telah memberi warna baru bagi dunia pendidikan untuk penerus generasi muda Aceh yang memiliki ketertarikan pada seni dan budaya sehingga tidak perlu lagi harus keluar Aceh guna menggali ilmu serta bakat kemampuannya, sebab daerah kita juga fokus bidang tersebut" ungkapnya.
Ia menyatakan, perguruan tinggi seni budaya ini juga merupakan yang pertama di Aceh, bahkan hingga saat ini ISBI Aceh masih dalam pembinaan Institut Seni Indonesia (ISBI) Padang Panjang.
Namun, memajukan kampus tumbuh dengan bertekad tentunya akan menghasilkan generasi berwawasan dan unggul di bidang seni dan budaya.
Kamaruddin berharap, ISBI Aceh kedepan mampu bersaing dengan memiliki kemampuan dalam delapan aspek yakni, melestarikan dan melahirkan produk seni dan budaya, mengembangkan seni dan budaya lokal, menjaga dan merawat warisan budaya, memperkuat hubungan antar bangsa, menggali dan merawat produk seni budaya daerah dan budaya nasional, mempromosikan dan membangun warisan budaya, mewadahi kreasi produk seni dan budaya serta berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan seni dan budaya kedepannya.
Rektor ISBI Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA mengatakan, kegiatan Lustrum yang pertama ini sebagai salah satu langkah evaluasi dan refleksi manajemen Kampus ISBI Aceh.
"Kerjasama antar daerah bersama peran Pemerintah dan Kementerian terkait juga telah menebarkan semangat berkesenian di Aceh sekaligus siap menangkis serbuan budaya global melalui kekayaan dan keindahan budaya lokal yang kita miliki," ujarnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ISBI Aceh, Drs Yusri Yusuf MPD menyampaikan, Kampus ISBI Aceh masih terus dalam pembenahan sejak resmi berdiri pada penghujung tahun 2014 yang lalu dengan program studinya yang cukup beragam yaitu, Seni Tari, Seni Musik Nusantara, Seni Teater, Seni Murni dan Seni Kriya, Prodi Desain Komunikasi Visual dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Lustrum I ISBI yang juga selaku Wakil Bidang Non Akademik ISBI Aceh, Ir Syahrizal MT menambahkan, berlangsungnya kegiatan Lustrum yang pertama kalinya ISBI Aceh ini diharapkan mampu menjadi lokomotif pembangunan seni budaya yang multi etnis di daerah.
"Semangat generasi mahasiswa ISBI dalam memberi pertunjukan teater kreativitas dan menciptakan karya seni akan tetap tumbuh berkembang," ujarnya.
Syahrizal juga mengatakan, Kegiatan Lustrum I dalam rangka memasuki usia ke - 5 Tahun ISBI Aceh ini juga menampilkan mahasiswa seni pertunjukan serta pameran karya seni rupa pelukis dari Banda Aceh dan Aceh Besar. (*)