Sekda Aceh, Taqwallah, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, dan Kepala Biro Umum Setda Aceh, Akmil Husen, meninjau Kapal yang akan dijadikan Ambulance Laut, di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (29/8/2021).
BANDA ACEH – ANN.co.id
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi dan Kepala Biro Umum Setda Aceh Akmil Husen, meninjau Kapal yang akan dijadikan sebagai Ambulance Laut, di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Minggu (29/8/2021).
Kepada kadishub dan Kadinkes Aceh, Sekda berpesan agar kapal dimodifikasi sesuai kebutuhan medis. Sehingga penanganan pasien benar-benar maksimal.
Taqwallah menyarankan agar saat kapal selesai dimodifikasi, terlebih dahulu dilakukan simulasi penanganan pasien. “Penanganan dan tindakan medis di laut tentu berbeda dengan ambulance darat. Oleh karena itu, saat modifikasi selesai, sebaiknya dilakukan simulasi. Yang butuh penanganan khusus itu biasanya Ibu Hamil. Jadi, saat simulasi nanti bisa kita coba praktekkan, agar Ibu Hamil merasa nyaman, baik saat di dalam kapal maupun saat naik dan diturunkan,” ujar Taqwallah.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi menjelaskan, awalnya kapal ini dirancang untuk kegiatan patroli. Namun karena kebutuhan Ambulance Laut, Kapal dengan Nama Lambung Willem Toren 1875 ini akan dimodifikasi sesuai kebutuhan tim medis.
“Kapal ini dirancang untuk patroli laut. Selama ini Willem Torent itu sudah beroperasi untuk kegiatan-kegiatan patroli. Jadi, karena kapal ini akan dialihfungsikan sebagai Ambulance Laut, maka akan ada modifikasi sesuai kebutuhan tim medis nantinya. Sesuai arahan Pak Sekda dan masukan dari Kadis Kesehatan, maka kapal akan kita modifikasi,” ujar Junaidi.
Kapal Willem Toren berbahan bakar pertamax, dan didukung oleh kekuatan mesin sebesar 2 x 250 Horse Power. Kapal ini dibangun di Bekasi pada tahun 2019, dengan panjang 12,35 meter dan lebar 3 meter.