BANDA ACEH - Direktur Penataan Daerah Otonomi Khusus dan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Valentino Sudaryanto Sumito mengatakan, terkadang dalam proses perencanaan memang sudah pasti mendapatkan ada saja keganjalan yang bisa hanya di serap hingga berkisar lebih kurangnya 70 persen dari dana anggaran otsus, apa lagi disaat kita mengenai finally anggaran melalui interen keuangan melihatnya seperti itu adanya.
"Persepsi sebagaimana diberikan 100 persen hanya bisa dihabiskan hanya berkisar begitu juga upaya kita bersama juga tentunya dengan adanya beberapa kendala juga perlu diketahui, untuk memperbaiki kondisi tersebut juga termasuk Aceh dan Jogja situasi yang sama termasuk dalam kategori kemiskinan," ungkapnya.
Disampaikannya saat usai kegiatan "Seminar Nasional, Potensi Dana Otsus dan Arah Baru Pembangunan Aceh" yang berlangsung di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Jum'at (05/08/2022) malam.
Namun, Aceh juga harus menunjukkan yang terbaik bahwasanya Aceh membutuhkan dan bisa mengarahkan agar dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. "Jogja memang dulunya terkenal dengan kisah sejarah Kerajaan hingga saat ini tetapi kondisi kita sedang berbeda sangat jauh seperti yang diketahui juga di tiap daerahnya sama seperti Aceh, harapannya Aceh dan Jogja mendapatkan perhatian untuk dana otsus nantinya dengan lebih memperbaiki lebih baik lagi yang tertinggal karena sebabnya ada kejanggalan saat finally di keuangan sehingga tidak bisa," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Safaruddin saat dijumpai wartawan menambahkan, pertemuan agenda seminar nasional kali ini sangat menjadi suatu masukkan penting bersama generasi muda yang tergabung dalam wadah organisasi untuk dapat sharing berbagi pendapat bagaimana situasi Aceh saat ini, bahkan Jogja pun juga sama.
"Kita berharap anggaran dana Otsus dapat terus bergulir untuk Aceh 100 persen yang saat ini memang peringkat termiskin se- Sumatera bahkan daerah termiskin lainnya sehingga Aceh dan Jogja juga bisa mendapatkannya kembali seperti masukkan yang sudah kita ketahui juga saat kita berada di lapangan bahkan meninjau langsung memang masih di butuhkan bagi masyarakat Aceh," katanya. []