Untuk diketahui bersama, bendungan Rukoh adalah salah satu dari total 13 waduk di Indonesia, yang ditargetkan selesai pengerjaannya pada tahun 2023 mendatang.
“Lahan sudah oke dan sangat kondusif. Progres pengerjaannya cukup baik, sudah di atas 40 persen. Sesuai instruksi Presiden, bahwa dalam setiap pembangunan infrastruktur, Kementerian PUPR harus selalu menitik beratkan pada aspek lingkungan dan estetika. Karena itu, saya telah mengingatkan kontraktor agar dalam setiap pembangunan memperhatikan aspek ini,” ujar Basuki.
“Jangan sampai suatu pengerjaan infrastruktur itu merusak hutan, jika tidak dibutuhkan dan tidak berimbas positif bagi masyarakat luas, maka sebisanya hindari menggunakan kawasan hutan,” imbuh Basuki.
Menteri PUPR mengungkapkan, untuk memasok air ke bendungan Rukoh ini, nantinya bendungan Rukoh akan menampung air dari Krueng Tiro dengan debit 16 meter kubik per detik.
“Jadi akan ada manfaat ganda, banjir di sekitar Tiro akan teratasi dengan pola ini. Karena Rukoh ini daya tampungnya besar namun volume air sungainya kecil. Sedangkan Tiro, daya tampungnya besar namun daya tampungnya kecil, maka pola tersebut akan sangat efektif,” kata Basuki.
Menteri PUPR juga mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap proses pembangunan Waduk Tiro. Jika selesai dibangun, bendungan Rukoh akan mampu mengairi daerah irigasi Baroh Raya seluas 11.950 hektar, terutama di Kecamatan Sakti dan Keumala.
Senada dengan Menteri PUPR, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap pengerjaan bendungan Rukoh.
“Pemerintah Aceh tentu sangat mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap pengerjaan waduk ini. Insya Allah, jika selesai nanti maka persawahan masyarakat akan selalu terairi air dengan baik. Secara ekonomi, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat,” ujar Mawardi.
Usai meninjau bendungan Rukoh, Menteri PUPR bersama plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh dan rombongan bertolak ke Gampong Garot, untuk meninjau IPA SPAM IKK Garot.