BANDA ACEH – Ketua Dekranasda Aceh, Ayu Candra Febiola Nazuar mengunjungi Museum Pedir, di Gampong Punge Blang Cut Banda Aceh, Jumat 14 Oktober 2022. Dalam kunjungan itu, wanita yang akrab disapa Ayu Marzuki itu menyatakan minatnya untuk mereplikasi beberapa pakaian tradisional dan kain-kain kasab dengan motif khas Aceh. Hasil replika itu nantinya akan menjadi koleksi dari Dekranasda Aceh, sehingga bisa dipamerkan sebagai bentuk karya dengan motif asli Aceh, dan tentunya generasi masa depan akan mengenal kebudayaan asli daerahnya.
Sebelum itu, Masykur Syafruddin Lueng Putu, Direktur Pedir Mesum, mengatakan, jika dirinya dengan senang hati meminjamkan beberapa koleksi Pedir Museum, jika ada yang berkeinginan mereplikanya. Tawaran Masykur langsung diaminkan oleh Ayu Marzuki. “Saya mau. Kalau boleh dan diizinkan saya mau,” kata dia.
Ayu Marzuki mengatakan, keunikan dan keindahan hasil karya masyarakat dan kerajaan Aceh di masa lampau sangat perlu untuk disampaikan kepada semua khalayak, sebagai informasi sejarah. Beberapa benda sejarah di Pedir Museum, antara lain seperti koin emas dan dirham, naskah kuno, senjata perang, kain kasab dan pakaian (rompi dan celana) hingga batu-batu nisan, menandakan bahwa Aceh adalah salah satu pusat peradaban dunia di masanya. “Ini keren banget lho. Memang ini hanya benda, tapi nilainya luar biasa,” kata Ayu Marzuki.
Ia mendapatkan informasi, jika Masykur sebagai kolektor dan pecinta sejarah mengumpulkan karya-karya ‘agung’ itu selama hampir 10 tahun. Beberapa disumbangkan oleh masyarakat, namun sebagian besarnya dibeli dari para kolektor baik di dalam maupun di luar negeri.
Ayu Marzuki mengatakan, Indonesia mengenal bahwa Aceh punya beragam produk kerajinan dan motif yang juga populer hingga ke mancanegara. Namun, Pedir Museum mengoleksi suatu hal yang luar biasa, di mana hasil koleksi mereka adalah produk riil Aceh masa lampau. “Ini riil Aceh punya. Saya mau meminjamnya untuk mereplika, yang nantinya sebagai koleksi Dekranasda Aceh,” kata Ayu.
Dalam waktu dekat, ia berencana mengajak serta desainer Aceh untuk mempelajari hasil desain dan motif yang tertera baik pada pakaian hingga kain kasab koleksi Pedir Museum, untuk direplikasi kembali dalam karya terbaru.