Sebagaimana lazimnya tradisi perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi keagamaan yang sudah menjadi tradisi tahunan di Indonesia, tak terkecuali di Aceh, diperingati dengan sangat meriah yang dikemas dengan zikir bersama, kenduri maupun acara dakwahnya.
Peringatan acara Maulid Nabi yang bertempat di pendopo wakil bupati tersebut dihadiri oleh Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), Forkopimda, tokoh-tokoh masyarakat dan berbagai komponen lapisan masyarakat yang berdomisili di sekitar Kabupaten Pidie Jaya.
Wabup Pijay, kerap disapa Waled mengaturkan ungkapan terima kasih setinggi-tingginya atas antusias para tamu undangan dan juga dukungan atas kehadiran semua elemen masyarakat hingga acara berjalan sukses dan lancar.
"Tradisi maulid yang biasanya diawali dengan khenduri, makan bersama dan dilakukan siang hari, untuk saat ini kami ubah pelaksanaannya, diadakan pada malam hari, diawali dengan zikir dan shalawat serta tausiyah tentang kebesaran Nabi Besar Muhammad SAW, baru dilanjutkan dengan acara makan khenduri bersama," kata Waled.
Ia juga menginginkan acara dimaksud lebih berfokus ke semua yang hadir supaya bisa lebih meresapi dan merasakan kenikmatan dalam membaca maulid dan shalawat kepada Baginda Rasulullah. karenanya sambung Waled, bila dimulai dengan makan terlebih dahulu akan kurang khidmat rasanya dalam berzikir dan bershalawat kepada Rasullullah.
Tradisi rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya di pendopo wakil bupati ini, mengangkat tema “Malam Maulidurrasul”. Rangkaian acara dimulai dengan Zikir yang dipimpin oleh Habib Abdul Haris bin Sholeh Alaydrus, pimpinan Majelis An Nur Banda Aceh, sambutan dari Wakil Bupati selaku tuan rumah, tausiyah diisi oleh Habib Muhammad bin Salim Alattas dari Jakarta dan ditutup dengan doa bersama. (her)
