Banda Aceh - Tak dapat dipungkiri, penyelenggaraan event PKA-8 telah membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi para pelaku ekonomi, khususnya UMKM dan pedagang kecil lainnya. Keadaan ini secara tidak langsung telah berimplikasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh.
Hal tersebut disampaikan akademisi USK sekaligus pengamat ekonomi Aceh, Rustam Effendi, Minggu, 12 November 2023.
"Banyak pendatang, pelancong, serta wisatawan domestik serta mancanegara yang berkunjung untuk menyaksikan event ini. Mereka datang, melihat, dan membeli produk lokal yang dipamerkan pada stan stan UMKM kita. Ini kondisi positif yang harus dipertahankan," jelas Rustam.
"Banyak hasil produksi yang dipamerkan. Selain ajang promosi, juga bisa meningkatkan permintaan dan menumbuhkan daya beli. Lihat saja bagaimana membludaknya pengunjung yang mengunjungi arena PKA," tambahnya.
Pengamat yang dikenal kritis dan objektif ini melanjutkan, event-event seperti ini akan menjadi pemicu bagi dunia pariwisata di Aceh menjadi lebih maju dan berkembang. Keadaan ini, lanjutnya, akan beriringan dengan meningkatnya pendapatan dan menumbuhkan daya beli masyarakat.
"Setidaknya ada 3 bulan sekali perhelatan semacam PKA ini digelar. Aceh kaya dengan khasanah seni budaya, keragaman kuliner, serta keindahan alam yang aduhai, dan ini merupakan nilai jual yang luar biasa. Dari aspek ekonomi juga akan meningkat dengan pelibatan UMKM dan pedagang kecil di dalamnya," tutur Rustam.
Dalam kesempatan itu, ia memberikan masukan konstruktif kepada Disbudpar Aceh agar pelaksanaan PKA dan event sejenisnya dapat dilaksanakan secara bergiliran di Kabupaten/kota lainnya di Aceh.
"Kebijakan ini akan membawa efek baik dari segi pemerataan ekonomi dan memberikan kesempatan kepada UMKM lain yang ada di daerah yang tidak mampu hadir di ajang yang digelar di ibukota," pungkas Rustam Effendi.
Seperti yang telah diketahui, omzet para pelaku UMKM yang membuka stand selama pelaksanaan PKA-8 ini terus meningkat. Dalam sehari mereka mampu mengumpulkan pundi-pundi uang hingga Rp2.000.000.
Seperti yang diungkapkan Ulfa, salah seorang pelaku UMKM Bilidroe di Pasar Kuliner Tradisional PKA-8, Senin, 6 November 2023.
Ulfa mengaku, sejak hari pertama pengunjung terus berdatangan ke stand miliknya. Produk yang dipasarkannya yaitu anyaman berbahan dasar bak bili (pohon bili) seperti tas, home decor, tampah, gantungan kunci, vas bunga, dan masih banyak lagi.
Rate harga setiap produk juga bervariasi mulai Rp15.000. Paling mahal anyaman kaligrafi Rp1.500.000, satu set tulisan Allah dan Muhammad.
“Alhamdulillah kemarin sudah terjual satu set,” ungkap Ulfa.
Atau pengalaman Lisa, seorang pelaku UMKM kue kering khas Aceh, yang mengaku mendapat untung lumayan besar selama membuka stand di ajang PKA-8.
“Dalam sehari kami bisa memperoleh omzet sebesar Rp1.000.000,” kata Lisa.