𝗔𝗻𝗻𝗲𝘄𝘀.𝗰𝗼.𝗶𝗱 | 𝗣𝗶𝗱𝗶𝗲 𝗝𝗮𝘆𝗮 - Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pidie Jaya gelar Apel Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78, bertajuk 'Indonesia Hebat bersama Umat' pada Rabu pagi (3/1/2023) yang dipusatkan di halaman Kantor Kemenag setempat serta diikuti oleh ratusan ASN di Lingkungan Kemenag Kabupaten Pijay.
Pada momentum apel menandai tanggal lahir (3/1/1946) Kementerian Agama tersebut, Kepala Kantor Kemenag Pijay, Mulyadi SAg MPd bertindak sebagai Irup apel dan sekaligus membacakan amanat Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Sambutan awal dalam amanat Menag RI dibacakan, Mulyadi menguraikan makna Hari Amal Bhakti adalah sebagai harapan dan tekad untuk mencurahkan pengabdian kepada seluruh umat beragama.
"Dengan tema Indonesia Hebat Bersama Umat, bermakna kita harus bersama umat untuk menuju Indonesia yang hebat. Wujud dari bersama umat ini adalah dengan memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada seluruh umat beragama," ujarnya.
Lebih lanjut ia katakan HAB ini tentu tidak semata sebuah nama, tetapi di dalamnya terkandung harapan dan tekad untuk mencurahkan pengabdian kita kepada seluruh umat beragama. Dan mengajak kita semua untuk terus meningkatkan semangat pengabdian dan perjuangan kita mewujudkan segala cita dibentuknya Kementerian Agama.
Dalam kesempatan itu, Ia juga menyinggung tujuh Program Prioritas Kementerian Agama yang dimandatkan kepada kita semua, yakni Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Revitalisasi KUA, Kemandirian Pesantren, Cyber Islamic University, Religiousity Index dan Tahun Kerukunan Umat Beragama.
Selanjutnya Ia juga berpesan agar ditengah memasuki tahun politik 2024, para ASN, termasuk di lingkungan Kemenag, untuk selalu menjaga diri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Ia juga mengajak untuk selalu menjaga netralitas sesuai ketentuan perundangan.
"Mari kita kawal pemilihan umum ini dari potensi penggunaan politik identitas, terutama identitas keagamaan. Kampanyekan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan politik identitas karena madharat-nya sangat besar dan dapat berujung pada disintegrasi bangsa." imbuh Mulyadi. (Her)