Partai Perjuangan Aceh terus melakukan terobosan pembentukan Sayap pendukungnya. Kalau hari Senin kemaren Ketum Partai Perjuangan Aceh menyerahkan mandat utk Angkatan Muda Perjuangan Aceh maka hari ini (22-04-2025) Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh kembali menyerahkan mandat pembentukan Sayap Perempuan Partai yg bernama Barusan Perempuan Perjuangan Aceh (APPA)
Dalam pengarahannya Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh Prof. Marniati menyatakan bahwa dirinya sedang berjuang utk adanya penyetaraan kesempatan antara perempuan dgn pria yg nenyangkut beberapa hal yg memungkinkan juga dilakukan oleh kaum perempuan. Utk itu diperlukan keberadaan sebuah wadah yg bisa menyuarakan dan membela kepentingan perempuan yg lebih all out.
Baru2 ini dirinya telah mengadakan pertemuan dgn Menteri Pemberdayaan Perempuan di Jakarta untuk memberikan masukan bhw diperlukan adanya fraksi perempuan di Legislatif disemua tingkatan. Kemudian beliau juga menyampaikan masalah quota perempuan di DPR harus merupakan quota utuh ataupun quota jadi dgn cara tidak mempertandingkankan antara calon legislatif perempuan dgn calon pria, sehingga hasil akhirnya quota 30 prosen perempuan itu akan terpenuhi utuh.
Masukan ini telah mendapat respon positif dari Ibu Menteri dan berjanji akan memperjuangkannya nanti ke pihak2 terkait sehingga kedepannya komunitas perempuan akan mempunyai 1 fraksi sehingga jumlahnya di legislatif berbanding 30:70 dgn kamu pria.
Prof Mafniati sendiri berharap adanya respon positif dari pihak legislatif di Aceh dimana bisa mengawali rencana ini dgn melakukan perubahan Qanun sehingga nantinya diharapkan Aceh akan menjadi pelopor dari Berdirinya fraksi perempuan di DPRA. Selama ini ada beberapa terobosan yg dilakukan Aceh yg di adopsi ke Nasional seperti misalnya Bappeda menjadi adanya Bappenas dan Majelis Ulama Aceh yg juga di adopsi menjadi lembaga MUI Nasional.
Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh itu juga berharap melalui Sayap Perempuan yg dibentuknya, suara2 penyetaraan antara perempuan dgn pria ini bisa terus diperjuangkan sehingga nantinya kaum perempuan di Aceh bisa tegak sejajar dengan kaum lelaki.
Marniati juga berharap agar Barisan perempuan mampu membantu mengerakan UMKM, Untuk berani export barang commodity lokal dan harus berani Membangun jaringan nasional dan internasional untuk barang import
Menurutnya BPPA akan menjadi wadah bagi Perempuan Untuk mengerakan ekonomi. Masyarakat dan gerakaan perlindungan bagi kaum wanita dan anak2
Kehadiran BPPA harus menjadi pioner dalam melakukan perlindungan terhadap wanita dan anak demikian Prof. Marniati.
Adapun mandat kepada barisan perempuan Partai Perjuangan Aceh diserahkan Ketua Umum PPA tsb kepada Nurul Akmal yg selama ini juga dikenal sebagai aktifis dan sosok yg aktif di barisan Perempuan Aceh.n.